Sabtu, 02 April 2011

Biografi Marie Curie



Marie Curie, lahir di Warsawa pada tanggal 7 November 1867, yang menemukan beberapa zat radioaktif. Penemuan pertamanya pada elemen kimia yang ditemukan tahun 1898 diberi nama 'polonium'. Pada tahun 1896 Henri Becquerel, secara tidak sengaja, menemukan radioaktivitas. Ia sedang meneliti garam uranium yang sengaja dijemur di bawah sinar matahari untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap radiasi sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Röntgen pada 8 November 1895. Ternyata sewaktu Becquerel melaksanakan penelitian ini, cuaca di sana terus saja berawan selama beberapa hari, padahal ia membutuhkan sinar matahari untuk penelitiannya. Tetapi kemudian ia memperhatikan suatu hal yang tidak biasa.

Ternyata garam uraniumnya memancarkan radiasi secara spontan, walaupun tidak diberi cahaya Radiasi yang dihasilkan ini merupakan radiasi jenis baru, yang mampu menembus lempengan logam dan menghitamkan pelat foto. Becquerel langsung mengumumkan penemuannya ini di suatu pertemuan l’Académie des
Sciences. Tetapi penemuannya ini tidak banyak mengundang perhatian ilmuwan ilmuwan yang hadir di sana saat itu karena para ilmuwan masih terpesona dengan penemuan sinar-X oleh Röntgen. Hanya Marie Curie sajalah yang tampaknya tertarik dengan sinar misterius yang dipancarkan uranium tersebut.
Marie pun mulai menyelidiki radiasi misterius tersebut. Ia menggunakan elektrometer, yaitu sebuah alat yang bisa mengukur arus listrik yang lemah. Alat ini dibuat oleh Pierre dan adiknya, Jacques Curie. Pierre dan Jacques sebelumnya sudah pernah menemukan efek piezoelektrik, dan efek inilah yang menjadi dasar kerja elektrometer. Dengan elektrometer, Marie hanya membutuhkan beberapa hari saja sebelum menemukan bahwa thorium memancarkan cahaya yang sama dengan uranium. Ia pun kemudian menyelidiki lagi senyawa-senyawa kimia lainnya. Ternyata, kekuatan radiasi yang dihasilkan tidak bergantung pada jenis senyawanya, tetapi hanya bergantung pada jumlah uranium atau thorium yang terkandung di dalam senyawa tersebut. Marie langsung menyimpulkan bahwa kemampuan radiasi uranium tidak bergantung pada susunan atom di dalam
molekul, tetapi pada bagian dalam (interior) dari atomnya itu sendiri. Ia melanjutkan meneliti semua elemen dalam Susunan Berkala Unsur-unsur. Ternyata hanya uranium dan thorium sajalah yang bisa memancarkan radiasi ini. Langkah berikut yang diambil oleh Marie adalah meneliti
mineral/bebatuan alam yang mengandung uranium dan thorium.

Dari semua mineral alam tersebut, ia menemukan bahwa pitchblende memancarkan radiasi secara lebih aktif, bahkan empat sampai lima kali lebih kuat dari uranium. Marie pun membuat hipotesa bahwa ada sebuah elemen baru yang terkandung di dalam mineral tersebut, dan elemen ini jauh lebih aktif dari uranium.
Melihat serunya penelitian yang dilakukan oleh istrinya, Pierre pun menjadi tertarik dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan penelitian Marie tersebut. Pierre menghentikan semua penelitiannya tentang kristal dan sifat simetri di alam yang semula merupakan ketertarikan utamanya. Kerjasama keduanya dengan cepat membawa hasil. Pada akhir Juni 1898, mereka berhasil mendapatkan sebuah zat yang 300 kali lebih aktif dari uranium. Mereka yakin bahwa zat tersebut merupakan sejenis logam yang baru yang belum pernah
ditemukan sebelumnya, dan logam ini memiliki sifat-sifat analitik yang mirip dengan bismuth. Mereka pun mengusulkan supaya logam baru ini disebut Polonium, sesuai nama negara asal Marie, Polandia. Dalam publikasinya ini mereka untuk pertama kalinya menggunakan istilah radioaktivitas..

Beberapa bulan kemudian, yaitu pada tanggal 26 Desember 1898, mereka kembali menghasilkan penemuan baru. Marie dan Pierre menemukan suatu zat lain lagi yang juga sangat aktif dan memiliki sifat kimia yang sangat mirip dengan barium murni. Mereka mengusulkan supaya zat baru ini diberi nama Radium.

Keduanya pun melanjutkan penelitian mereka untuk membuktikan bahwa radium benar-benar merupakan suatu elemen baru. Keduanya bekerja tanpa henti di sebuah gudang besar yang tidak terpakai. Walaupun gudang itu begitu panas dimusim panas dan kering dan dingin saat musim dingin, tetapi gudang itu menjadi
tempat yang memberikan kebahagiaan terbesar bagi pasangan Curie. Marie akhirnya berhasil mengisolasi satu desigram radium klorida yang hampir murni dan menentukan berat atom radium. Hasil penelitiannya ini dilaporkannya dalam tesis doktoralnya pada tanggal 25 Juni 1903. Tesisnya tersebut pun dinyatakan
sebagai kontribusi ilmiah terbesar yang pernah disumbangkan oleh suatu tesis doktoral.

Radium adalah zat radioaktif yang banyak digunakan dalam bidang medis dan kedokteran, umumnya untuk menghilangkan penyakit kanker dengan menyinari sel-sel kanker dengan zat radioaktif tersebut.

Tidak lama sesudah itu, Pierre dan Marie mulai sakit-sakitan. Ada banyak luka bakar di jari-jari tangan Marie dan Pierre. Keduanya juga sudah mulai kelelahan. Ternyata Marie dan Pierre sudah terlalu banyak terkena radiasi radium dan kulit mereka pun sering bersentuhan dengan radium yang memancarkan panas
sehingga membakarnya. Sewaktu tidur pun Marie sering meletakkan radium di sebelah tempat tidurnya karena garam radium itu memancarkan sinar kecil yang indah. Tetapi sesungguhnya itu semua telah mengancam kesehatan mereka. Sayangnya, pada saat itu mereka belum mengetahui bahwa radiasi bahan
radioaktif dapat membahayakan kesehatan.
Dan ia meninggal tanggal 4 Juli 1934, karena anemia aplastik, berkaitan dengan radiasi. Efek merusak radiasi ion ini belum diketahui, dan banyak karyanya telah diteliti tanpa pengamanan.


Sumber ;
(Yohanes Surya ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar