Senin, 18 April 2011

KATARAK

Opasifikasi lensa mata (katarak) merupakan penyebab tersering kebutaan yang dapat di obati di seluruh dunia. Penyakit ini sebagian besar timbul pada usia tua akibat pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV, dan peningkatan kadar gula darah.

1.      Penyebab sistemik katarak :
·         Diabetes,
·         Kelainan metabolic lain (termasuk galaktosemia, penyakit Fabry, hipokalsemia)
·         Obat-obatan sistemik (terutama steroid, klorpromazin)
·         Infeksi (rubela kongenital)
·         Distrofi miotonik
·         Dermatitis atopik
·         Sindrom sistemik (down, lowe)
·         Kongenital, termasuk katarak turunan
·         Radiasi sinar X

2.      Gejala-gejala katarak :
·         Menyebabkan hilangnya penglihatan tanpa rasa nyeri
·         Menyebabkan rasa silau
·         Dapat mengubah kelainan refraksi.
·         Pada bayi, katarak dapat mengakibatkan ambliopia (kegagalan perkembangan penglihatan normal) karena pembentukan bayangan pada retina buruk. Bayi dengan dugaan katarak atau dengan riwayat keluarga katarak congenital harus dianggap sebagai masalah yang penting oleh spesialis mata.

3.      Tanda-tanda katarak :
Tajam penglihatan berberkurang. Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut dilakukan pada saat keadaan terang maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap reflex fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskopi direk. Katarak terkait usia biasanya terletak di daerah nucleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular  posterior.

4.      Pembedahan katarak :
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. Tidak perlu menunggu katarak matang. Dilakukan tes untuk menentukan apakah katarak menyebabkan gejala visual sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup.
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implant plastic. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan anestesi local daripada anestesi umum. Anestesi local diinfiltrasikan disekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topical. Jika keadan social memungkinkan, pasien dapat dirawat sebagai kasus perawatan sehari dan tidak memerlukan perawatan rumah sakit.
Operasi ini dapat dilakukan dengan :
·         Insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi katarak ekstrakapsular (extra-capsular cataract extraction, ECCE). Insisi harus dijahit.
·         Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi). Biasanya tidak dibutuhkan proses penjahitan. Metode ini sekarang sering digunakan di Negara barat, dan menjadi pilihan banyak orang disana.
Biasanya setelah pasca operasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotic jangka pendek. Kemudian setelah beberapa minggu baru diberi kacamata baru, biasanya diberikan ketika bekas insisi sembuh.

5.      Komplikasi Pembedahan Katarak
Biasanya saat melakukan operasi/pembedaha sering mengalami beberapa komplikasi yaitu :
1.      Hilangnya vitreous. Keadaan ini memerlukan pengangkatan dengan satu instrument yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (vitrektomi). Pemasangan lensa intraocular sesegera mungkin tidak bisa dilakukan pada kondisi ini.
2.      Prolaps iris, yang dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pascaopersi dini. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan pembedahan, karena pupil mengalami distorsi yaitu terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi.
3.      Endoftalmitis, dimana komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi (< 0,3%). Biasanya tanda-tandanya adalah :
a.       Mata merah yang terasa nyeri,
b.      Penurunan tajam penglihatan setelah beberapa hari pembedahan,
c.       Pengumpulan sel darah putih dibalik anterior (hipopion),
4.      Astigmatisme pascaoperasi, maka diperlukan pengangkatan jahitan kornea untuk mengurangi astigmatisme ini, dapat dilakukan sebelum pengukuran kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes mata steroid dihentikan.
5.      Edema macular sistoid, dapat sembuh seiring waktu, namun bisa menyebabkan penurunan penglihatan yang serius.
6.      Ablasio retina.
7.      Opasifikasi kapsul posterior.
8.      Dan jika jahitan nilon halus tidak diangkat setelah pembedahan maka jahitan dapat lepas dalam beberapa bulan atau tahun dan dapat mengakibatakn iritas atau infeksi.

Sumber : Lecture Notes Oftamologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar